[Home] [Forum Diskusi] [About Us] [Contact Us ] ====================================

Sabtu, Juli 18

Glenn Doman

METODE GLENN DOMAN


Pertemuan Fisiopedi yang diadakan di YPAC (Yayasan Penyandang Anak Cacat) pada tanggal 15 Juli 2009 dengan pembicara ibu Nawangsasi Takarini M.Physio tersebut membahas tentang metode Glenn Doman.

Metode ini adalah salah satu metode pendekatan yang dapat digunakan sebagai penanganan pada kasus – kasus kelainan saraf. Metode Glenn Doman dipopulerkan oleh seorang Fisioterapis dari Jerman bernama Glenn Doman. Awalnya metode ini digunakan untuk penanganan kasus-kasus kelainan saraf pusat seperti stroke. Akan tetapi bagaimana pengembalian fungsi seperti semula, masih menimbulkan banyak pertanyaan.

Perkembangan selanjutnya, Glenn Doman kemudian magang di bedah neurology, dan akhirnya dia mengetahui bahwa jika ada kelainan atau kerusakan di otak maka otak itulah yang harus diperbaiki.

Metode ini hampir sama dengan metode neurodevelopmental. Inti dari metode Glenn Doman ini yaitu :

· Otak itu ibarat CPU, jadi jika kita ingin menangani permasalahan/kerusakan yang ada di otak, maka yang diperbaiki adalah otaknya.

· Otak merupakan sutu memori, sehingga apapun yang kita lakukan (penanganan yang kita lakukan) harus bias direkam oleh otak (terutama pada kasus kelainan saraf pusat).

Kita harus bias mengoptimalkan dan memfungsikan kelebihan yang dimiliki otak, yaitu plastisitas otak. Plastisitas otak merupakan kemampuan otak untuk mengambil alih fungsi bagian otak lain yang mengalami kerusakan.

Menurut Glenn Doman, pasien harus belajar untuk melakukan aktifitas untuk disimpan dalam otak. Pemberian latihan harus dilakukan sebanyak mungkin dan sesering mungkin. Programnya adalah 24 hours treatment dan aktifitas yang dilakukan tidak lepas dari aktifitas sehari-hari pasien.

Latihan yang dilakukan pada kasus SSP adalah aktifitas fungsional, sedangkan bentuk latihannya sifatnya adalah mengarahkan refleks patologis kea rah positif (fisiologis), dan harus bisa disimpan di memori otak.

Pada pasien stroke, seringkali latihan merayap dan merangkak tidak dilakukan, tapi pasien langsung dilatih berdiri kemudian berjalan, sehingga akibatnya pola jalan pasien tidak benar. Latihan yang dilakukan pada pasien stroke haruslah bersifat “repatterning” dan bertahap. Sehingga tahapan yang benar sebelum melatih berjalan adalah latihan merayap, merangkak,kneeling, kneeling dengan satu kaki dan kaki satunya dalam posisi seperti akan berdiri (telapak kaki salah satu kaki menumpu pada lantai sedangkan kaki satunya kneeling),kemudian dilanjutkan latihan berdiri dan berjlan. Tiap tahapan latihan tersebut harus dilakukan secara berulang-ulang sesering mungkin,bahkan jumlah pengulangan yang bias dilakukan tiap harinnya bias sampai 500 kali pengulangan. Tujuan dari pengulangan yang banyak tersebut adalah:

· Agar gerakan yang benar tersebut dapat tersimpan dengan baik di memori otak.

· Memudahkan pasien melakukan asosiasi persepsi terhadap suatu gerakan yang benar, karena semakin mudah melakukan asosiasi terhadap persepsi maka semakin mudah terbentuk di memori.


Resume oleh:

Lyza Nur Khafidha

Vega Ary Putri


Baca Glenn Doman Bagian II

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berlangganan / Subscribe via email

isi email anda pada kotak berikut untuk berlangganan artikel Fisiopedi Solo.

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

follow us

About This Site