3. Gizi ibu hamil
Seperti yang ditulis Prof. DR. Made Astawan, Dosen di Departemen Teknologi Pangan dan Gizi-IPB pada tabloid senior 6 Pebruari 2004 bahwa keadaan gizi ibu-ibu hamil sangat erat hubungannya dengan berat badan bayi yang akan dilahirkan. Ibu-ibu hamil adalah salah satu kelompok masyarakat yang sangat rawan terhadap masalah-masalah gizi, terutama masalah kekurangan energi dan protein (KEP). Bayi yang dilahirkan oleh para ibu dengan kondisi KEP, akan mempunyai berat badan lahir rendah (BBLR) yaitu kurang dari 2,5 kg.
Kondisi BBLR akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan kesehatan anak selanjutnya. Selain kekurangan gizi, bayi yang baru lahir tersebut juga akan mengalami kemunduran perkembangan otak. Hal ini akan berakibat terjadinya penurunan kemampuan belajar dan kemampuan akademik pada usia yang lebih lanjut. Selain itu, bayi BBLR mempunyai kemungkinan meninggal sebelum usia satu tahun, 17 kali lebih besar dibandingkan dengan anak yang dilahirkan dengan berat badan normal.
Ibu-ibu hamil yang cukup gizi akan mengalami pertambahan berat badan rata-rata sebesar 12,5 kg selama 9 bulan kehamilannya dan akan melahirkan bayi dengan berat badan rata-rata 3,3 kg. Untuk mencapai kondisi tersebut, ibu hamil harus cukup mengonsumsi bahan-bahan makanan sumber energi, protein, vitamin dan mineral.Rata-rata tambahan energi yang diperlukan selama masa kehamilan, adalah 80.000 kilokalori. Jumlah tersebut terbagi atas 150 kilokalori per hari selama trimester (tiga bulan) pertama, 350 kilokalori per hari selama trimester kedua dan ketiga masakehamilan. Tambahan protein yang diperlukan untuk mencapai keadaan normal tersebut adalah 925 gram, yaitu rata-rata 3,3 gram per hari selama masa kehamilannya. Tambahan protein yang diperlukan selama trimester pertama, kedua dan ketiga masing-masing 1,2; 6,1 dan 10,7 gram per hari. Selain itu diperlukan juga tambahan vitamin dan mineral yang dapat diperoleh dari sayuran dan buah-buahan. Kondisi KEP pada ibu-ibu hamil, sudah barang tentu akan berpengaruh besar terhadap anatomi otak bayi yang kelak dilahirkan yaitu menyangkut berat otak, jumlah sel otak dan besar sel otak. Telah diketahui bahwa anatomi otak sangat berhubungan erat dengan tingkat kecerdasan anak dikemudian hari. Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah konsumsi asam lemak tidak jenuh ganda rantai panjang (PUFA). Termasuk ke dalam kelompok PUFA adalah asam lemak Omega-3 dan asamlemak Omega-6. Asam lemak Omega-3 yang umumnya terdapat pada lemak ikan laut, terdiri dari asam lemak linolenat, asam eikosapentanoat (eicosapentanoic acid = EPA) dan asam dokosaheksanoat (docosahexanoic acid = DHA), yang masing-masing terdiri dari 3,5 dan 6 buah ikatan rangkap. Asam lemak Omega-6 yang umumnya terdapat pada lemak biji-bijian, terdiri dari asam linolenat dan asam arakhidonat.
Asam lemak Omega-3, khususnya DHA, telah diketahui sangat besar peranannya dalam perkembangan otak. Sehingga keberadaannya sangat diperlukan pada masa pertumbuhan otak seseorang, yaitu sejak masa janin hingga usia 2 tahun setelah kelahiran.
Selain diperoleh dari ikan dan minyak ikan laut, saat ini beberapa industri pangan telah melakukan penambahan asam lemak DHA ke dalam susu untuk ibu hamil, maupun susu formula bayi.
Sumber:
Pusat P3IK Departemen Kesehatan RI.
[Home] [Forum Diskusi] [About Us] [Contact Us ]
====================================
Download ebook
Kamis, Oktober 15
LANJUTAN DARI PERKEMBANGAN OTAK PADA MASA KEHAMILAN, PENTINGNYA SITMULASI DAN GIZI JANIN
2. Stimulasi Janin
Pada tahun 1925, Peiper untuk pertama kalinya meneliti perilaku janin. Ia mengamati reaksi gerakan janin pada akhir masa kehamilan akibat bunyi keras dan melengking dari sepeda motor yang berada dekat dengan perut ibunya. Janin ini ternyata membuat suatu
gerakan yang nyata. Jika percobaan ini diulang-ulang ternyata janin tidak
lagi bereaksi. Peiper menarik kesimpulan bahwa janin mampu mendengar.
Penelitian-penelitian mutakhir dengan peralatan canggih dan metodologi yang
lebih baik terfokus pada dua bidang: perilaku janin dalam kandungan, dan
bayi yang baru lahir. Feijee (1981, melaporkan janin usia kehamilan 30-37
minggu yang pada awalnya selalu bergerak, akan menghentikan gerakan setelah
diperdengarkan musik yang sama untuk ke-24 kalinya. Efek ini mampu
dipertahankan setelah bayi tersebut lahir 6 menit: bayi berhenti menangis,
membuka matanya, dan lebih tenang saat ia diperdengarkan musik yang pernah
didengarnya saat dijanin.
Jadi, janin menjadi terbiasa dengan rangsangan yang sama. Efek kebiasaan
yang sebenarnya bukan sekadar adaptasi dilaporkan mampu diperlihatkan oleh
janin usia kehamilan 28-37 minggu (Madisen, 1986). Kebiasaan ini dapat
berefek menurunkan reaksi gerakan tubuh juga detak jantung. Penelitian pada bayi baru lahir dilakukan oleh Salk(1962), menunjukkan bahwa bayi baru lahir dapat bereaksi terhadap nada dengan frekuensi normal detak jantung ibu, dan menjadi gelisah saat diperdengarkan nada 72
kali/menit, berat badannya lebih besar, jarang menangis, juga lebih cepat tertidur. Pada umur 3hari, bayi mampu mengubah pola mengisap puting susu ibu jika mendengar suara ibunya, tetapi tidaklah demikian dengan suara ayahnya (Casper, Spencer 1980). Demikian juga halnya saat diperdengarkan cerita novel yang telah dibaca ibunya saat mengandung, sekalipun cerita tersebut dibacakan oleh wanita lain (Casper, Spencer1986). Bagaimanakah mekanisme belajar janin tersebut? Menurut Rappert (1988), peneliti laboratorium Chronobiology Harvard Medical School, janin dapat mengenal suara dan cahaya dari luar melalui mekanisme konduksi pasif melintasi jaringan tubuh ibunya. Sedangkan menurut Salk (1960),janin belajar mengenal detak jantung ibunya melalui mekanisme "imprinting".
Kemampuan belajar janin, secara tidak langsung menunjukkan janin mampu
menerima rangsang sensoris, berasosiasi, dan mengingat. Adanya kekurangan
dari kemampuan tersebut mungkin merupakan indikator gangguan-gangguan di
masa mendatang, misalnya ketidakmampuan belajar atau adanya retardasi mental. Secara teoritis, jika janin dapat mengalami hal-hal yang positif selama dalam rahim, maka hal yang sebaliknya mungkin juga terjadi. Salah satu teori terjadinya depresi pada seseorang adalah belajar tidak berdaya. Ini dapat terjadi jika ia mendapatkan suatu rangsangan yang tidak dikenali, tak terhindarkan, dan ia tidak mampu menanggulanginya. Janin hanya memiliki sedikit kemampuan untuk menanggulangi rangsangan yang diterimanya. Beberapa rangsangan yang mungkin merugikan adalah suara keras, nikotin, dan yang paling menarik adalah stres. Reaksi janin terhadap emosi ibu termasuk stres mungkin melalui hormon yang melindungi plasenta, peningkatan tekanan arterial ibu, atau peningkatan tonus otot rahim yang dapat membatasi ruang geraknya.
Kelahiran janin dari ibu yang mengalami stres akan menyebabkan bayi lahir
dengan predisposisi menderita gangguan jiwa di kemudian hari. Pada kondisi
ketidakberdayaan tubuh akan banyak mengeluarkan hormon kortisol yang dapat
menyebabkan turunnya daya kekebalan tubuh dan pada gilirannya nanti akan
menyebabkan penyakit-penyakit psikosomatis. Sayang pengetahun kita saat ini mengenai perilaku janin khususnya kemampuan belajarnya belum lengkap. Populasi normal kemampuan belajarnya yang sangat diperlukan untuk pedoman diagnosis belum diketahui. Namun dengan bukti-bukti bahwa stimulasi janin mampu meningkatkan perkembangan fisik, kematangan, dan kemampuan bayi, maka stimulasi umum pada janin tampaknya merupakan alternative yang dapat dipilih. Dengan adanya kemajuan teknologi dan peningkatan minat meneliti perilaku janin, maka di masa mendatang pengetahuan ini akan sangat bermanfaat, tidak hanya di bidang kedokteran jiwa tetapi untuk membentuk manusia-manusia berkualitas sejak di dalam kandungan.
Pada tahun 1925, Peiper untuk pertama kalinya meneliti perilaku janin. Ia mengamati reaksi gerakan janin pada akhir masa kehamilan akibat bunyi keras dan melengking dari sepeda motor yang berada dekat dengan perut ibunya. Janin ini ternyata membuat suatu
gerakan yang nyata. Jika percobaan ini diulang-ulang ternyata janin tidak
lagi bereaksi. Peiper menarik kesimpulan bahwa janin mampu mendengar.
Penelitian-penelitian mutakhir dengan peralatan canggih dan metodologi yang
lebih baik terfokus pada dua bidang: perilaku janin dalam kandungan, dan
bayi yang baru lahir. Feijee (1981, melaporkan janin usia kehamilan 30-37
minggu yang pada awalnya selalu bergerak, akan menghentikan gerakan setelah
diperdengarkan musik yang sama untuk ke-24 kalinya. Efek ini mampu
dipertahankan setelah bayi tersebut lahir 6 menit: bayi berhenti menangis,
membuka matanya, dan lebih tenang saat ia diperdengarkan musik yang pernah
didengarnya saat dijanin.
Jadi, janin menjadi terbiasa dengan rangsangan yang sama. Efek kebiasaan
yang sebenarnya bukan sekadar adaptasi dilaporkan mampu diperlihatkan oleh
janin usia kehamilan 28-37 minggu (Madisen, 1986). Kebiasaan ini dapat
berefek menurunkan reaksi gerakan tubuh juga detak jantung. Penelitian pada bayi baru lahir dilakukan oleh Salk(1962), menunjukkan bahwa bayi baru lahir dapat bereaksi terhadap nada dengan frekuensi normal detak jantung ibu, dan menjadi gelisah saat diperdengarkan nada 72
kali/menit, berat badannya lebih besar, jarang menangis, juga lebih cepat tertidur. Pada umur 3hari, bayi mampu mengubah pola mengisap puting susu ibu jika mendengar suara ibunya, tetapi tidaklah demikian dengan suara ayahnya (Casper, Spencer 1980). Demikian juga halnya saat diperdengarkan cerita novel yang telah dibaca ibunya saat mengandung, sekalipun cerita tersebut dibacakan oleh wanita lain (Casper, Spencer1986). Bagaimanakah mekanisme belajar janin tersebut? Menurut Rappert (1988), peneliti laboratorium Chronobiology Harvard Medical School, janin dapat mengenal suara dan cahaya dari luar melalui mekanisme konduksi pasif melintasi jaringan tubuh ibunya. Sedangkan menurut Salk (1960),janin belajar mengenal detak jantung ibunya melalui mekanisme "imprinting".
Kemampuan belajar janin, secara tidak langsung menunjukkan janin mampu
menerima rangsang sensoris, berasosiasi, dan mengingat. Adanya kekurangan
dari kemampuan tersebut mungkin merupakan indikator gangguan-gangguan di
masa mendatang, misalnya ketidakmampuan belajar atau adanya retardasi mental. Secara teoritis, jika janin dapat mengalami hal-hal yang positif selama dalam rahim, maka hal yang sebaliknya mungkin juga terjadi. Salah satu teori terjadinya depresi pada seseorang adalah belajar tidak berdaya. Ini dapat terjadi jika ia mendapatkan suatu rangsangan yang tidak dikenali, tak terhindarkan, dan ia tidak mampu menanggulanginya. Janin hanya memiliki sedikit kemampuan untuk menanggulangi rangsangan yang diterimanya. Beberapa rangsangan yang mungkin merugikan adalah suara keras, nikotin, dan yang paling menarik adalah stres. Reaksi janin terhadap emosi ibu termasuk stres mungkin melalui hormon yang melindungi plasenta, peningkatan tekanan arterial ibu, atau peningkatan tonus otot rahim yang dapat membatasi ruang geraknya.
Kelahiran janin dari ibu yang mengalami stres akan menyebabkan bayi lahir
dengan predisposisi menderita gangguan jiwa di kemudian hari. Pada kondisi
ketidakberdayaan tubuh akan banyak mengeluarkan hormon kortisol yang dapat
menyebabkan turunnya daya kekebalan tubuh dan pada gilirannya nanti akan
menyebabkan penyakit-penyakit psikosomatis. Sayang pengetahun kita saat ini mengenai perilaku janin khususnya kemampuan belajarnya belum lengkap. Populasi normal kemampuan belajarnya yang sangat diperlukan untuk pedoman diagnosis belum diketahui. Namun dengan bukti-bukti bahwa stimulasi janin mampu meningkatkan perkembangan fisik, kematangan, dan kemampuan bayi, maka stimulasi umum pada janin tampaknya merupakan alternative yang dapat dipilih. Dengan adanya kemajuan teknologi dan peningkatan minat meneliti perilaku janin, maka di masa mendatang pengetahuan ini akan sangat bermanfaat, tidak hanya di bidang kedokteran jiwa tetapi untuk membentuk manusia-manusia berkualitas sejak di dalam kandungan.
PERKEMBANGAN OTAK PADA MASA KEHAMILAN, PENTINGNYA SITMULASI DAN GIZI JANIN
Oleh: Nawangsasi Takarini
1. Perkembangan otak dan organ janin
Pada kehamilan sekitar 2 1/2 minggu, epiblast sudah membentuk 3 jaringan khusus yang disebut ektoderm, endoderm dan mesoderm. Ektoderm tumbuh menjadi beberapa struktur termasuk otak, urat syaraf tulang belakang, syaraf, kulit, kuku, dan rambut. Endoderm membuat lapisan pelindung sistem pernapasan dan alat percernaan, dan membentuk bagian dari organ-organ tubuh yang penting seperti hati dan pankreas. Mesoderm membentuk jantung, ginjal, tulang, tulang rawan, otot-otot, sel-sel darah, dan struktur-struktur lainnya.
Setelah 3 minggu otak terbagi menjadi tiga bagian utama yang disebut dengan otak depan, otak tengah, dan otak belakang. Perkembangan sistem pernapasan dan sistem pencernaan juga sedang berlangsung. Antara 3 sampai 4 minggu, rancangan tubuh mulai muncul seperti otak, urat syaraf tulang belakang, dan jantung embrio dapat diidentifikasikan dengan mudah pada kantung inti telur. Pada kehamilan 4 minggu pertumbuhan otak yang cepat terlihat dengan adanya perubahan pada otak depan, otak tengah, dan otak belakang. Antara 4 sampai 5 minggu, otak terus tumbuh dengan cepat dan membagi menjadi lima bagian yang berbeda. Kepala mengambil bagian sebesar 1/3 total ukuran embrio. Hemisfer cerebral muncul secara berangsur-angsur menjadi bagian otak yang paling penting. Sejumlah fungsi yang akhirnya dikontrol hemisfer cerebral termasuk berpikir, belajar, ingatan, percakapan, penglihatan, pendengaran, gerakan yang disengaja dan penyelesaian masalah.
Setelah enam minggu hemisfer cerebral tumbuh lebih cepat dan tidak seimbang bila dibanding bagian otak lainnya. Embrio mulai membuat gerak-gerak spontan dan gerak-gerak refleks. Gerakan semacam itu penting untuk meningkatkan perkembangan otot syaraf yang normal. Sentuhan pada daerah mulut menyebabkan embrio secara reflektif menggerakkan kepalanya mundur. Gelombang otak telah tercatat sejak 6 minggu dua hari. Cegukan sudah terpantau sejak minggu ketujuh. Gerakan-gerakan kaki dapat dilihat sekarang, seiring dengan respon terkejut.
Minggu kedelapan adalah awal dari perkembangan otak. Pada minggu ini otak telah berkembang jauh dan mencakup hampir setengah dari berat badan embrio. Setelah 8 minggu, 75% dari embrio menunjukkan dominasi tangan kanan. Sisanya terbagi sama rata antara dominasi tangan kiri dan tidak ada preferensi. Ini adalah bukti terawal dari kebiasaan tangan kiri atau kanan. Pertumbuhan terus berlanjut dengan tingkat yang menakjubkan. Embrio menjadi lebih aktif secara fisik selama masa ini. Gerakan-gerakan yang terjadi mungkin cepat atau lambat, sekali-sekali atau berulang-ulang, spontan atau refleks. Rotasi kepala, penjuluran leher, dan sentuhan tangan ke muka terjadi lebih sering. Menyentuhnya bisa membuat embrio menyipitkan mata, menggerakkan rahang, membuat gerakan meraih, dan menjulurkan ujung kaki.
Setelah 9 minggu, janin mulai mengisap jempol dan janin dapat menelan cairan amniotik. Janin juga dapat menggenggam sesuatu, menggerakkan kepala ke depan dan ke belakang, buka tutup rahang, gerakkan lidah, mendesah dan merenggangkan badan. Syaraf penerima di wajah, telapak tangan, dan telapak kaki dapat merasakan sentuhan ringan. Janin akan merespon suatu sentuhan ringan di telapak kaki dengan menekuk pinggul dan lutut serta menangkupkan jari kaki.
Setelah 10 minggu, rangsangan kelopak mata sebelah atas menyebabkan mata berputarkebawah. Janin menguap dan sering membuka dan menutup mulut.Kebanyakan janin mengisap ibu jari tangan kanan.
Setelah 20 minggu cochlea yaitu organ pendengaran sudah mencapai ukuran orang dewasa dalam kesempurnaan pertumbuhan telinga bagian dalam. Sejak sekarang dan seterusnya, janin akan merespon serangkai suara yang semakin lama semakin banyak jangkauannya.
Pada kehamilan 21 sampai 22 minggu, setelah proses pembuahan, paru-paru mempunyai sejumlah kemampuan untuk bernapas. Hal ini dianggap sebagai umur viabilitas karena kemampuan bertahan hidup di luar kandungan menjadi mungkin untuk sejumlah janin. Seiring dengan keberhasilan dalam kemajuan perawatan medis menjadikan mungkin untuk dapat mempertahankan hidup bayi yang terlahir prematur.
Setelah 24 minggu kelopak mata kembali terbuka dan janin menunjukkan respon kerjapan mata. Reaksi terhadap suara-suara keras, yang mengejutkan biasa berkembang lebih awal pada janin perempuan. Sejumlah penelitian melaporkan bahwa paparan terhadap suara keras dapat mempengaruhi memburuknya kesehatan janin. Beberapa dampak langsung termasuk meningkatnya detak jantung yang berkelanjutan, janin menelan terlalu banyak, dan perubahan tingkah laku. Kemungkinan dampak jangka panjang termasuk hilangnya pendengaran. Selama trimester ketiga kehamilan, pertumbuhan otak yang cepat memakan lebih dari 50% energi yang digunakan oleh janin. Berat otak bertambah antara 400 dan 500%.
Setelah 26 minggu mata memproduksi air mata. Pupil dapat merespon cahaya sejak 27 minggu. Respon ini mengendalikan jumlah cahaya yang diterima retina seumur hidup. Seluruh komponen yang diperlukan dalam hal kepekaan penciuman telah berfungsi. Penelitian terhadap bayi prematur menunjukkan kemampuan untuk mendeteksi bau-bauan sejak 26 minggu setelah proses pembuahan. Apabila ditempatkan bahan yang manis dalam cairan amniotik mempertinggi tingkat penelanan yang dilakukan janin. Kebalikannya, terdapat penurunan tingkat penelanan pada janin setelah diberikan bahan yang terasa pahit. Seringkali diikuti oleh ekspresi wajah yang berubah. Serangkaian gerak kaki yang terlihat seperti melangkah serupa dengan berjalan, janin melakukan jungkir balik.
Setelah 28 minggu janin ini bisa membedakan suara yang bernada tinggi dan rendah. Selama 4 bulan terakhir masa kehamilan, janin memperlihatkan saat-saat aktivitas yang terkoordinasi ditandai dengan adanya waktu istirahat. Perangai ini menunjukkan refleks yang semakin rumit dari susunan sistem syaraf tengah.
Saat 35 minggu janin memiliki genggaman tangan yang kuat. Paparan janin terhadap berbagai bahan terlihat mempengaruhi preferensi rasa setelah lahir. Misalnya, janin yang ibunya memakan pekak, suatu bahan yang memberikan rasa pada manisan licorice, menunjukkan suatu preferensi terhadap pekak setelah lahir.
Setelah 36 minggu, janin memulai tanda-tanda kelahiran dengan mengeluarkan sejumlah besar hormon yang disebut estrogen dan kemudian memulai masa peralihan dari janin menjadi bayi baru lahi. Kelahiran ditandai dengan kontraksi kuat pada rahim yang kemudian mengakibatkan kelahiran anak.
Otak manusia seringkali dikatakan sebagai hal yang paling kompleks di seluruh alam semesta. Otak kita terdiri atas 100 milyar sel saraf (neuron), 1 trilyun sel glia yaitu sel support tambahan yang mengelilingi dan memelihara sel-sel saraf, serta sel-sel saraf yang membuat 1.000 trilyun titik kontak sinapsis dengan sel saraf lainnya – jumlah yang jauh lebih besar daripada semua bintang dan planet di seluruh galaksi.
Bahkan yang lebih mengherankan dari kompleksitas struktur otak adalah bagaimana asal otak tersebut terbentuk dan dinamikanya yang terus berlangsung. Kurang dari seminggu setelah indung telur dibuahi, selapis sel tipis telah membelah dan akan membentuk organ otak dan sistem saraf. Sebelum seorang wanita melewatkan masa haidnya yang pertama, tiga bagian dari otak embrionya telah memiliki batas. Dalam waktu kurang dari 33 minggu, otak janin telah terbentuk dengan terbentuknya sel-sel saraf.
Sejak kehamilan enam bulan, sel-sel itu saling berhubungan membentuk berbagai rangkaian fungsional (sirkuit) yang kompleks, ibarat rangkaian microchip komputer. Proses itu berlangsung sangat cepat dan kompleks sampai umur tiga tahun, melambat di usia sekolah dan remaja.
Kualitas kecerdasan anak tergantung pada kualitas sirkuit yang terbentuk sampai umur tiga tahun. Kualitas sirkuit tergantung pada kualitas rangsangan (stimulasi) yang didapat sejak di kandungan sampai umur tiga tahun pertama, dan kualitas nutrisi. Karena itu, kebutuhan nutrisi dan stimulasi dini sangat penting, terutama sejak di dalam kandungan sampai umur tiga tahun.
1. Perkembangan otak dan organ janin
Pada kehamilan sekitar 2 1/2 minggu, epiblast sudah membentuk 3 jaringan khusus yang disebut ektoderm, endoderm dan mesoderm. Ektoderm tumbuh menjadi beberapa struktur termasuk otak, urat syaraf tulang belakang, syaraf, kulit, kuku, dan rambut. Endoderm membuat lapisan pelindung sistem pernapasan dan alat percernaan, dan membentuk bagian dari organ-organ tubuh yang penting seperti hati dan pankreas. Mesoderm membentuk jantung, ginjal, tulang, tulang rawan, otot-otot, sel-sel darah, dan struktur-struktur lainnya.
Setelah 3 minggu otak terbagi menjadi tiga bagian utama yang disebut dengan otak depan, otak tengah, dan otak belakang. Perkembangan sistem pernapasan dan sistem pencernaan juga sedang berlangsung. Antara 3 sampai 4 minggu, rancangan tubuh mulai muncul seperti otak, urat syaraf tulang belakang, dan jantung embrio dapat diidentifikasikan dengan mudah pada kantung inti telur. Pada kehamilan 4 minggu pertumbuhan otak yang cepat terlihat dengan adanya perubahan pada otak depan, otak tengah, dan otak belakang. Antara 4 sampai 5 minggu, otak terus tumbuh dengan cepat dan membagi menjadi lima bagian yang berbeda. Kepala mengambil bagian sebesar 1/3 total ukuran embrio. Hemisfer cerebral muncul secara berangsur-angsur menjadi bagian otak yang paling penting. Sejumlah fungsi yang akhirnya dikontrol hemisfer cerebral termasuk berpikir, belajar, ingatan, percakapan, penglihatan, pendengaran, gerakan yang disengaja dan penyelesaian masalah.
Setelah enam minggu hemisfer cerebral tumbuh lebih cepat dan tidak seimbang bila dibanding bagian otak lainnya. Embrio mulai membuat gerak-gerak spontan dan gerak-gerak refleks. Gerakan semacam itu penting untuk meningkatkan perkembangan otot syaraf yang normal. Sentuhan pada daerah mulut menyebabkan embrio secara reflektif menggerakkan kepalanya mundur. Gelombang otak telah tercatat sejak 6 minggu dua hari. Cegukan sudah terpantau sejak minggu ketujuh. Gerakan-gerakan kaki dapat dilihat sekarang, seiring dengan respon terkejut.
Minggu kedelapan adalah awal dari perkembangan otak. Pada minggu ini otak telah berkembang jauh dan mencakup hampir setengah dari berat badan embrio. Setelah 8 minggu, 75% dari embrio menunjukkan dominasi tangan kanan. Sisanya terbagi sama rata antara dominasi tangan kiri dan tidak ada preferensi. Ini adalah bukti terawal dari kebiasaan tangan kiri atau kanan. Pertumbuhan terus berlanjut dengan tingkat yang menakjubkan. Embrio menjadi lebih aktif secara fisik selama masa ini. Gerakan-gerakan yang terjadi mungkin cepat atau lambat, sekali-sekali atau berulang-ulang, spontan atau refleks. Rotasi kepala, penjuluran leher, dan sentuhan tangan ke muka terjadi lebih sering. Menyentuhnya bisa membuat embrio menyipitkan mata, menggerakkan rahang, membuat gerakan meraih, dan menjulurkan ujung kaki.
Setelah 9 minggu, janin mulai mengisap jempol dan janin dapat menelan cairan amniotik. Janin juga dapat menggenggam sesuatu, menggerakkan kepala ke depan dan ke belakang, buka tutup rahang, gerakkan lidah, mendesah dan merenggangkan badan. Syaraf penerima di wajah, telapak tangan, dan telapak kaki dapat merasakan sentuhan ringan. Janin akan merespon suatu sentuhan ringan di telapak kaki dengan menekuk pinggul dan lutut serta menangkupkan jari kaki.
Setelah 10 minggu, rangsangan kelopak mata sebelah atas menyebabkan mata berputarkebawah. Janin menguap dan sering membuka dan menutup mulut.Kebanyakan janin mengisap ibu jari tangan kanan.
Setelah 20 minggu cochlea yaitu organ pendengaran sudah mencapai ukuran orang dewasa dalam kesempurnaan pertumbuhan telinga bagian dalam. Sejak sekarang dan seterusnya, janin akan merespon serangkai suara yang semakin lama semakin banyak jangkauannya.
Pada kehamilan 21 sampai 22 minggu, setelah proses pembuahan, paru-paru mempunyai sejumlah kemampuan untuk bernapas. Hal ini dianggap sebagai umur viabilitas karena kemampuan bertahan hidup di luar kandungan menjadi mungkin untuk sejumlah janin. Seiring dengan keberhasilan dalam kemajuan perawatan medis menjadikan mungkin untuk dapat mempertahankan hidup bayi yang terlahir prematur.
Setelah 24 minggu kelopak mata kembali terbuka dan janin menunjukkan respon kerjapan mata. Reaksi terhadap suara-suara keras, yang mengejutkan biasa berkembang lebih awal pada janin perempuan. Sejumlah penelitian melaporkan bahwa paparan terhadap suara keras dapat mempengaruhi memburuknya kesehatan janin. Beberapa dampak langsung termasuk meningkatnya detak jantung yang berkelanjutan, janin menelan terlalu banyak, dan perubahan tingkah laku. Kemungkinan dampak jangka panjang termasuk hilangnya pendengaran. Selama trimester ketiga kehamilan, pertumbuhan otak yang cepat memakan lebih dari 50% energi yang digunakan oleh janin. Berat otak bertambah antara 400 dan 500%.
Setelah 26 minggu mata memproduksi air mata. Pupil dapat merespon cahaya sejak 27 minggu. Respon ini mengendalikan jumlah cahaya yang diterima retina seumur hidup. Seluruh komponen yang diperlukan dalam hal kepekaan penciuman telah berfungsi. Penelitian terhadap bayi prematur menunjukkan kemampuan untuk mendeteksi bau-bauan sejak 26 minggu setelah proses pembuahan. Apabila ditempatkan bahan yang manis dalam cairan amniotik mempertinggi tingkat penelanan yang dilakukan janin. Kebalikannya, terdapat penurunan tingkat penelanan pada janin setelah diberikan bahan yang terasa pahit. Seringkali diikuti oleh ekspresi wajah yang berubah. Serangkaian gerak kaki yang terlihat seperti melangkah serupa dengan berjalan, janin melakukan jungkir balik.
Setelah 28 minggu janin ini bisa membedakan suara yang bernada tinggi dan rendah. Selama 4 bulan terakhir masa kehamilan, janin memperlihatkan saat-saat aktivitas yang terkoordinasi ditandai dengan adanya waktu istirahat. Perangai ini menunjukkan refleks yang semakin rumit dari susunan sistem syaraf tengah.
Saat 35 minggu janin memiliki genggaman tangan yang kuat. Paparan janin terhadap berbagai bahan terlihat mempengaruhi preferensi rasa setelah lahir. Misalnya, janin yang ibunya memakan pekak, suatu bahan yang memberikan rasa pada manisan licorice, menunjukkan suatu preferensi terhadap pekak setelah lahir.
Setelah 36 minggu, janin memulai tanda-tanda kelahiran dengan mengeluarkan sejumlah besar hormon yang disebut estrogen dan kemudian memulai masa peralihan dari janin menjadi bayi baru lahi. Kelahiran ditandai dengan kontraksi kuat pada rahim yang kemudian mengakibatkan kelahiran anak.
Otak manusia seringkali dikatakan sebagai hal yang paling kompleks di seluruh alam semesta. Otak kita terdiri atas 100 milyar sel saraf (neuron), 1 trilyun sel glia yaitu sel support tambahan yang mengelilingi dan memelihara sel-sel saraf, serta sel-sel saraf yang membuat 1.000 trilyun titik kontak sinapsis dengan sel saraf lainnya – jumlah yang jauh lebih besar daripada semua bintang dan planet di seluruh galaksi.
Bahkan yang lebih mengherankan dari kompleksitas struktur otak adalah bagaimana asal otak tersebut terbentuk dan dinamikanya yang terus berlangsung. Kurang dari seminggu setelah indung telur dibuahi, selapis sel tipis telah membelah dan akan membentuk organ otak dan sistem saraf. Sebelum seorang wanita melewatkan masa haidnya yang pertama, tiga bagian dari otak embrionya telah memiliki batas. Dalam waktu kurang dari 33 minggu, otak janin telah terbentuk dengan terbentuknya sel-sel saraf.
Sejak kehamilan enam bulan, sel-sel itu saling berhubungan membentuk berbagai rangkaian fungsional (sirkuit) yang kompleks, ibarat rangkaian microchip komputer. Proses itu berlangsung sangat cepat dan kompleks sampai umur tiga tahun, melambat di usia sekolah dan remaja.
Kualitas kecerdasan anak tergantung pada kualitas sirkuit yang terbentuk sampai umur tiga tahun. Kualitas sirkuit tergantung pada kualitas rangsangan (stimulasi) yang didapat sejak di kandungan sampai umur tiga tahun pertama, dan kualitas nutrisi. Karena itu, kebutuhan nutrisi dan stimulasi dini sangat penting, terutama sejak di dalam kandungan sampai umur tiga tahun.
Senin, Oktober 12
UNDANGAN FISIOPEDI SURAKARTA BULAN OKTOBER
Pertemuan FisioPedi Surakarta bulan oktober 2009 akan diadakan pada:
undangan FISIOPEDI
Hari : Rabu
Tanggal : 14 Oktober 2009
Waktu : 13.30
Tempat : YPAC Surakarta
Tema : Stimulasi Janin
Pembicara : Ibu Nawangsasi Takarini M.Physio
Kontribusi :
Mahasiswa : Rp 10.000,00
Non/umum : Rp 20.000,00
undangan FISIOPEDI
Hari : Rabu
Tanggal : 14 Oktober 2009
Waktu : 13.30
Tempat : YPAC Surakarta
Tema : Stimulasi Janin
Pembicara : Ibu Nawangsasi Takarini M.Physio
Kontribusi :
Mahasiswa : Rp 10.000,00
Non/umum : Rp 20.000,00
Langganan:
Postingan (Atom)